Menembus media Masa bersama Dodi Saputra dan Riyen Gusparta - Sekmen
Headlines News :
Sekolah menulis FLP Sumbar. Berkarya bersama cita-cita besar menjadi penulis besar. alizartanjung@gmail.com
Home » , » Menembus media Masa bersama Dodi Saputra dan Riyen Gusparta

Menembus media Masa bersama Dodi Saputra dan Riyen Gusparta

Written By Alizar tanjung on Senin, 14 Januari 2013 | 21.10

Minggu, 13 Januari 2013 hujan menguyur deras membasahi jalan-jalan di Kota Padang. Pagi ini pelatihan kepenulisan FLP Sumbar memasuki sekmen ke-8. Untuk diskusi diundang dua orang penulis, Dodi Saputra dan Riyen. Kesuksesan mereka juga berawal dari FLP sehingga memiliki banyak pengalaman dalam pengiriman naskah ke media massa.

Materi hari ini membahas “Bagaimana Cara Menembus Media Massa Baik Lokal Maupun Nasional.” Masing-masing dari kami mendapatkan lembaran daftar alamat email para redaktur lengkap dengan honor dan teknis pengirimanya.

Acara dimoderatori oleh Indah Purnama Sari. Diawali dengan sedikit pengantar dari Alizar Tanjung. Berhubungan pembahasan mengenai media, maka Alizar memfasilitasi kami dengan beberapa media yang sengaja dibawa mulai dari koran lokal hingga nasional, majalah horison, story, buku.

Diskusi diawali dengan bagaimana cara memahami dan membedakan karakter setiap media. “Untuk bisa menembus media, terlebih dahulu kita harus paham bagaimana sifat dari media. Visi dan misi setiap media berbeda antara satu dengan yang lainya,” begitu kata Alizar.

Kami mempelajari lansung setiap karya yang terbit di media, baik cara pengirimanya, gambar yang ditampilkan, keunikan dan lain-lain. Walau wajah para peserta terlihat bingung, namun kebingungan segera terjawab dengan segudang pertanyaan dari kami.

“Bolehkah kita mengirim naskah kemedia nasional sedangkan di media lokal belum ada yang tembus,” tanya Riri.
 
 “Boleh, asalkan kita yakin karya kita bagus dan layak terbit di media nasional, jangan pernah menyerah terlebih dahulu sebelum mencoba,”kata Alizar.

Indah menanyakan ancaman dalam pengiriman, “bolehkah kita menegaskan pada redaktur tentang lama status naskah dikirim”.“Boleh saja, asalkan mengunakan bahasa yang sopan dan tidak bernada ancaman, namun untuk penulis pemula alangkah baiknya kalau dihindari jangan sampai membuat media massa tersinggung”.Tambah Alizar.

Pengantar dari Alizar sedikit banyaknya membuka cakrawala kami dan selanjutnya akan diteruskan oleh Dodi Saputra. Dengan wajah ramah nan bersahabat Dodi menjelaskan bagaimana teknis pengiriman naskah.

“Naskah jangan sampai salah alamat, misalnya cerpen remaja dikirim ke majalah ummi, so pasti karya tidak akan pernah dimuat karena majalah ummi bertema tentang rumah tangga dan keluarga.”kata Dodi.

Setelah karya dikirim berdoalah agar karya layak dimuat dan bermanfaat oleh orang banyak. Jangan hanya mengejar honor karena penulis profesianal sebelum mengirim karya harus memikirkan kelayakan tulisan yang akan dibaca oleh generasi-generasi penerus bangsa,”  tambah Dodi.
***

Siang semakin beranjak, seorang Inspiratif bercerita bagaimana perjuangan menembus media. Riyen begitu namanya. Teryata untuk penulis pemula menembus media merupakan ujian yang sangat sulit. 
Ada Satu kejadian menakjubkan yang tak terlupakan oleh Riyen. Beliau mengirimkan setiap tulisannya ke media namun tidak pernah dimuat. Tanpa putus asa beliau tetap terus menulis dan mengirimkan karya yang berbeda . Teryata setelah 6 bulan, tulisan-tulisan yang dikirimkan terbit berturut-turut setiap minggunya. Ekspresi wajah beliau mengungkapan ketidak percayaan akan hal itu.

“Mungkin inilah buah dari perjuangan dan kesabaran selama ini” tambah Riyen.
“Perjuangkan karyamu agar bisa dipuplikasikan jangan hitung berapa banyak karya yang telah dikirim, namun tetaplah kirim sampai media memuat karya-karyamu” kata Riyen.
 
Pengalaman Riyen sungguh membuat kami terhipnotis akan kegigihan, pantang menyerah apalagi putus asa sehingga mediapun layak memuat karya-karyanya. Setengah jam bersama Riyen membuat keinginan kami semakin kuat untuk bisa menembus media massa.

Alizar menantang kami mengirimkan 3 buah karya berbeda ke media yang berbeda pula dengan deatline 3 hari. Minimal dalam 1 hari kami harus mengirimkan karya ke satu media. Tantangan kedua yaitu kelanjutan rencana penerbitan buku antologi cerpen dan puisi para peserta sekmen. Out line telah dikirim oleh Alizar dan deadlinenya tanggal 10 Februari 2013. Kurang lebih 3 minggu lagi buku perdana kami akan segera diterbitkan. Tantangan disambut hangat para peserta sekmen.

“Akhir sebuah tulisan adalah dimuat dan dibaca banyak orang. Untuk apa jadi penulis jika karya tidak pernah dipublikasikan.”tambah Alizar.

Sore semakin menjelang saantya membedah karya-karya yang dibawa. Sebuah cerpen dari Seni berjudul TA (Titip Absen) siap untuk dibedah. Setiap kami bebas mengkritik, karena kritikan dapat menghidupkan karya mati. Pembedahan dilanjutkan ke puisi Neli. Neli memang telah berhasil menerima tantangan dari Alizar, ia mampu menciptakan 5 puisi dalam 1 hari. Sekarang sudah puluhan puisi yang siap dibedah tinggal dikirim ke media massa. Begitu seterusnya pembedahan akan bergilir sehingga kami semua mendapat kesempatan untuk dikritik dan mengkritik. Berakhirnya pembedahan karya maka berakhir pula diskusi hari ini dan akan dilanjutkan minggu depan.
Salam berkarya.***
Share this article :

1 komentar:

DODI SAPUTRA mengatakan...

Semangat menulis sahabat FLP sungguh luar biasa. mari siapkan target-target besar agar setiap karya kita bisa menembus media masa

Pengunjung

Berlangganan Iklan

Buku Tamu


Get this widget!
facebook
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Sekmen - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template