Kenapa Saya Susah Menulis? - Sekmen
Headlines News :
Sekolah menulis FLP Sumbar. Berkarya bersama cita-cita besar menjadi penulis besar. alizartanjung@gmail.com
Home » » Kenapa Saya Susah Menulis?

Kenapa Saya Susah Menulis?

Written By Alizar tanjung on Kamis, 29 November 2012 | 00.40

Oleh Alizar Tanjung

Saya sering ditanya kawan-kawan ketika memberikan pelatihan menulis. "Kenapa saya susah sekali menulis". Alasan itu dikemukan dengan berbagai dalih. Ada yang mengatakan susah mendapatkan ide. Ada yang mengatakan susah merangkai kata-kata. Ada yang mengatakan tidak tahu harus dimulai dari mana. Dan pertanyaan-pertanyaan ini bukan barang baru lagi dalam pertanyaan setiap seminar kepenulisan.

 Saya hanya ingin mengatakan dengan analogi memasak singkong rebus. Pertama tentu saya akan kembali menggali umbi singkong. Setelah umbi digali, kemudian dicuci. Setelah dicuci barulah dikelupas kulitnya. Selesai dikelupas barulah direbus. Saat merebus juga harus memberikan garam dan sari manis dengan takaran yang pas. Kalau ingin lebih enak singkong yang telah direbus ditumbuh, sehingga menjadi bubur keras. barulah singkong siap untuk dihidangkan. 

Menulis seperti merebus singkong. Tidak mungkin singkong akan enak rasanya kalau kita mendahulukan merebus daripda mencucinya. Tentu tidak akan matang-matang singkong jika kita mendahulukan mencuci daripada menggali umbinya. Tidak mungkin pula dahulu merebus daripada mendapatkan singkongnya. Kronologis inilah yang juga mesti diketahui oleh seorang penulis pemula.

Derita yang baik itu cerita yang mampu diungkapkan dengan kronoliogis jelas oleh sang pengarangnya. Sehingga cerita benar-benar enak untuk dinikmati. Memahami kronologis atau sistematis cerita akan mempermudah pengarang menyelesaikan ceritanya. Tidak akan ada lagi pertanyaan darimana saya harus mulai mengarang. Kenapa saya tidak bisa membuat paragraf pertama. 

Saya pernah membuat cerita dengan judul Sakit Sultan. Cerpen ini kemudian diterbitkan di koran nasional. Kronologis ceritanya. Cerita dimulai dari sakit Sultan. Sakit menjelang sakratul maut. Sakitnya parah mengeluarkan belatung dari tubuhnya. Ada apa dengan sakit Sultan. 

Sakit Sultan di runut ke masa lalu. Apa yang terjadi dengan Sultan di masa lalu. Masuklah kisah selanjutnya. Sultan bersama teman-temannya memaling. Menyumpah Tuhan. Kemudian dia menendang orang tua yang benar-benar ringkiah. Orang tua itu meminta-minta. Tetapi Sultan malah menendangnya tanpa apa pun. Hari-hari berikutnya Sultan mulai gatal-gatal kulitnya. Hingga sampai mengandung belatung.Endingnya Sultan mati. 

Menjawab pertanyaan susah menulis. Ternyata bukan susahnya yang menjadi persoalan, tetapi rasa malas itu yang membuat enggan menggerakkan pena, pensil, laptop, android. Menulis, menulis, menulislah, meski hanya satu atau dua paragraf. Inillah obat Susah Menulis. Susah itu ada dalam pikiran. Kalau dipikirkan tidak susah dan dikerjakan maka pasti tidak susah. Biarkan cerita itu mengalir tanpa mengeditnya terlebih dahulu. 

Salah dan rasa khawatir jangan dipikirkan saat mengarang. Tuliskan apa yang ada di pikiran seperti angin lalu. Tidak tersangkut dengan EYD, bahasa sms, salah mengetik kata,. Biarkan yang slah itu salah sampai tulisan itu selesai. Kalau sudah selesai baru diedit.***

Share this article :

0 komentar:

Pengunjung

Berlangganan Iklan

Buku Tamu


Get this widget!
facebook
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Sekmen - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template