Laporan
Indah Permata Sari
Sang
surya sudah memancarkan pesonanya saat aku berangkat ke acara pertemuan menulis
yang selalu mampu memotivasiku untuk
terus menulis. Pagi itu, aku begitu semangat untuk mendapatkan secercah
pengetahuan tentang dunia kepenulisan.
Aku pun berangkat ke lokasi Sekolah Menulis FLP Sumbar di dekat STKIP.
Hari
itu tema yang akan dibahas tentang cara pengiriman karya tulis ke media massa.
Alizar Tanjung selaku pemimpin Sekmen itu pun memulai diskusinya dengan
membagikan copian berupa kumpulan email
penerbit koran ataupun majalah yang ada. Beliau juga mengundang para penulis
muda yang sudah berhasil karyanya terbit di koran baik koran lokal maupun
nasional.
Adapun
yang hadir yaitu Dodi Putra dan Rien. Mereka pun berbagi cerita tentang
pengalamannya mengirim karya di media massa. Untuk Dodi Putra, dia tidak
menemukan kendala berarti saat mengirim karyanya. Namun sangat berbeda dengan
Rien yang menemukan lika liku sebelum akhirnya karyanya berhasil diterbitkan.
Rien lebih menfokuskan penulisan karyanya berupa artikel. Beliau terus mengirim
artikel berturut turut. hingga sampai 6 bulan, masih belum ada kabar bahwa
karyanya akan diterbitkan. Ia mulai putus asa dan bermaksud menghentikan
keinginannya untuk jadi penulis. Disaat ia merencanakn hal itu, nasib baik pun
mulai menghampirinya. Ia melihat satu persatu artikel yang ia kirim diterbitkan
berturut turut. Sungguh tak sia sia usaha yang ia lakukan selama ini. Walau
membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui hasilnya, pada akhirnya artikelnya
diterbitkan di media massa. Sikap itulah yang mesti dimiliki oleh seorang
pemulis, ‘pantang menyerah dan sabar’.
Kembali pada tema kita tentang cara menembus
media massa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:
·
Panjang cerpen ke Koran rata rata 4
halaman kecuali untuk majalah story bisa sampai 7 halaman. Naskah diketik dalam
MS Word, kertas A4, tulisan Times New Roman,ukuran 12, spasi 1,5, maksimal
10.000 karakter dan disimpan dalam format RTF < Rich Text Format>
·
Harus sesuai dengan EYD.
·
Ketahui selera penerbit seperti Majalah
Bobo menerima karya special tentang anak anak. Jadi, tak mungkin kita kirimkan
karya tentang rumah tangga yang lebih cocok untuk majalah ummi.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan yaitu
cara pengiriman melalui email dimana kita mesti memperkenalkan diri dengan
menggunakan bahasa yang sopan. Dan jangan lupa menyertai dengan nomor HP dan nomor
rekening. Perlu diketahui bahwasanya hampir semua Koran, batas muatnya hingga 1
bulan. Jika terbitnya bulan ini maka
honornya bisa diterima pada bulan berikutnya.
Setelah
menjelaskan tentang cara pengiriman, diskusi pun berlanjut tentang honor atau
royalty yang akan diterima jika karya yang dikirim dapat terbit di media massa.
Jumlah royaltinya pun bervariasi yang berkisar dari Rp 100.000,00-Rp1.000.000,00
diterima.. Adapun jenis tulisan yang
bisa di kirimkan yaitu: cerpen, puisi, artikel,resensi dll. Kesemuanya akan
berbeda beda honor yang diterima.
Sistem pengambilan royaltinya bisa melalui
rekening ataupun langsung menuju redaksi penerbit. Jika lokasi redaksinya
begitu jauh, maka lebih cocok dipakai cara yang pertama.
Selain
mengetahui alamat email, kami pun mengetahui beberapa penerbit yang menerima
karya dalam bentuk novel, buku motivasi dan buku islami seperti: Mizan,
Gramedia, Media Kompetindo dan Bentang Pustaka.
Seusai
membahas tentang cara menembus media, diskusi pun berlanjut kepada bedah karya
kami masing masing. Pada pertemuan ke 8 ini, sudah dapat dilihat kemajuan yang
signifikan tentang bakat kepenulisan dari para peserta Sekmen. Bagi yang
menulis puisi, diksi yang di pilihnya mampu membuat pembaca terkesima dan
maknanya pun begitu dalam. Sedangkan bagi yang menulis cerpen, isi ceritanya
sudah mulai focus pada suatu tema dan kesalahan EYD nya sudah berkurang dari
sebelumnya. Semoga cita cita Sekmen
untuk melahirkan para penulis muda bisa tercapai. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar