Melebur Masalah Dengan Tindakan Tidak Hanya Teori - Sekmen
Headlines News :
Sekolah menulis FLP Sumbar. Berkarya bersama cita-cita besar menjadi penulis besar. alizartanjung@gmail.com
Home » , » Melebur Masalah Dengan Tindakan Tidak Hanya Teori

Melebur Masalah Dengan Tindakan Tidak Hanya Teori

Written By Alizar tanjung on Minggu, 13 Januari 2013 | 11.26



Oleh Desi Soneta
Mengingat mutu pendidikan Indonesia pada saat ini sangat terpuruk, seperti yang dikatakan oleh salah seorang Mentri Pendidikan ”Pendidikan Indonesia terburuk saat ini di kawasana Asia, memperoleh peringkat 12 di antara 12 negara Asia” Hal yang lebih mengerikan lagi, pada tahun  2006,  Indonesia satu level dengan Singapur, baik bidang ekonomi maupun bidang pendidikan. Tapi sekarang Singapur sudah berada pada deretan negara maju bahkan mampu meraih pendidikan terbaik   setelah Finlandia dan Korea Selatan.  Kenapa Indonesia masih berada pada posisi negara berkembang dan tetap memiliki mutu  pendidikan yang rendah? Tentu saja problem ini memiliki akar serius. Di antara akar permasalahan yang serius itu adalah seperti yang dikatakan oleh  beberapa ahli pendidikan, ”Pendidikan Indonesia hanya tinggal pada teori dan sedikit implikasi. Tuntutan kognitif terlalu tinggi, sementara ranah Afektif hanya beberapa persen saja. Sehingga pendidikan Indonesia sedikit sekali mampu melahirkan generasi yang bermental di lapangan.”
            Menjawab akar permasalahan ini, tentu saja kita setuju dengan pendapat Ipho Santoso ”Seribu tindakan satu ide jauh lebih baik dari pada satu  tindakan seribu ide. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti Jepang, lulusan mahasiswa perguruan tingginya dituntut menciptakan lapangan pekerjaan, tidak hanya symbol berupa Ijazah. Mereka  fokus memberikan  pengembangan beberapa subjek material saja tapi profesional. sementara Indonesia dari kecil generasinya sudah ditanamkan konsep bagaimana mendapatkan lapangan pekerjaan yang baik, tidak menciptakan lapangan pekerjaan. Menyediakan  subjek meterial  yang banyak melalui  jenjang pendidikan. Selalu memaksakan  bagaimana menyimpan di memory  generasinya. Seperti implikasi kurikulum pendidikan Indonesia terkenal dengan metode hafalan, tidak analisya dan tindakan.
            Untuk keluar dari permasalahan ini tidak ada cara lain selain merubah beberapa teori yang ada menjadi beberapa tindakan. Bukan salah generasi mewarisi sistem pemerintahan yang keliru  ini, tapi salah generasi kalau hanya berdiam diri tanpa mau menjadi Agent Of change. Teringat seperti yang dikatakan oleh Maxwel ”Masing-masing pribadi individu memiliki satu potensi yang tidak dimiliki oleh sepuluh ribu  inividu lainnya.” Hari ini, tanggal 6 januari 2013, saya telah membuktikan sendiri potensi murni generasi Indonesia tepatnya di kota Padang, jalan Gajah Mada di gedung PII. Sebuah acara yang diselenggarakan oleh FLP Sumbar diberi nama Sekmen (sekolah menulis), ternyata benar-benar menciptakan sebuah keberanian  mental di lapangan dan kebiasaan berupa  proses tindakan yang  melahirkan hasil.
Pagi ini, terik matahari masih membakar semangat kami, kagiatan Sekmen hari ini didampingi oleh Ketua Flp Sumbar Kak Siska Oktavia dan Sekretaris FLP Sumbar Kak Alizar Tanjung.  Yang dimoderatori oleh panitia bernama Khori. Setelah berbagi pangalaman dan mencoba mengungkap apa permasalahan generasi Indonesia selama ini, ternyata tetap permasalahannya  adalah minimnya mental dalam menghadapi tantangan dan kurangnya tindakan, khususnya dalam berkarya atau menjadi generasi produktif. Seperti permasalahan yang diuraikan oleh Indah permata Sari dan Albest Rival “Semakin tidak percaya diri dalam menulis, setelah membaca karya-karya hebat yang dipublikasikan” Kak Siska memberi solusi ”Sebelum tulisan kita tuntas jangan baca karya mereka!” Kemudian Kak Dini Widya Herlinda  dan Kak Riza Alen juga menyatakan, “senang berkarya tapi masih terhalang oleh waktu, tuntutan pekerjaan.” Intinya masih belum berani  menyisihkan waktu khusus untuk berkarya.
Setelah semua permasalahan terungkap, Kak Siska Sengaja memberi tantangan dengan mengurai tiga kata: Kotak, Hitam, dan Jingga. Lalu memberi waktu 10 menit untuk membuat apa saja yang kami bisa. Ternyata dengan waktu yang terbatas itu, kami anggota Sekmen yang berjumlah kurang lebih dari sepuluh orang, mampu membuat karya-karya  murni. Meski bersifat mentah, tapi saya yakin karya ini lahir dari hebatnya sebuah proses  tindakan, tidak hanya  teori atau konsep. menurut saya ini sebuah prestasi besar. Selama 10 menit kami anggota sekmen yang masih dalam tahap proses belajar, masing-masingnya mampu melahirkan sebuah tulisan. Dengan jumlah tiga kata selama tiga menit, Kak Riza Alen mampu merangkai novel dengan jumlah 100 kata. Albest Rival dan Riri mampu mengurainya menjadi sebuah penggalan cerpen yang berjudul Pudarnya pesona jingga dengan jumlah 125 kata. Hasneli, Indah Permata Sari, dan Kak Dini Widya Herlinda mampu mengurai tiga kata menjadi sebuah puisi. Jadi, kesimpulannya, generasi Indonesia sebenarnya mampu menciptakan apa saja, hanya butuh pengelolaan emosional agar melahirkan sebuah tindakan, untuk memperoleh hasil.
Siang siap membakar kembali. Sebelum membedah karya yang ada seperti pertemuan biasanya, bensin itu dialirkan lagi oleh Kak Alizar Tanjung, ” Katanya mau jadi  penulis! Masa karyanya cuman satu dalam seminggu? Ingin sukses itu jangan melangkah sejajar dengan orang-orang sekitar, harus melangkah lebih depan lagi. Jangan berjalan lamban seperti siput!” Cambuk ini mengingatkan saya pada nasehat yang disampaikan oleh Ipho Santoso lagi ”Beda orang di atas rata-rata itu, mereka selalu melakukan apa yang tidak dilakukan oleh orang lain.” Mario Teguh juga menambahkan”Beda calon pemenang dengan pecundang itu hanya sedikit. Calon pemenang selalu melihat kesempatan dalam setiap permasalahan yang ada, sementara pecundang selalu melihat masalah dalam setiap kesempatan. Calon sukses selalu kelebihan ide, calon pecundang selalu kelebihan alasan.” Jadi, intinya adalah sukses itu ditentukan oleh proses tindakan. Dan berani berkarya tentu saja melahirkan kembali  generasi-g,enerasi cerdas dan produktif.
Share this article :

0 komentar:

Pengunjung

Berlangganan Iklan

Buku Tamu


Get this widget!
facebook
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Sekmen - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template