Awal yang Baik di Tahun Baru - Sekmen
Headlines News :
Sekolah menulis FLP Sumbar. Berkarya bersama cita-cita besar menjadi penulis besar. alizartanjung@gmail.com
Home » , » Awal yang Baik di Tahun Baru

Awal yang Baik di Tahun Baru

Written By Alizar tanjung on Selasa, 08 Januari 2013 | 03.18

Oleh Riri Diana

Minggu, 06 Januari 2013 awal yang baik di tahun baru. Pagi ini aku melangkahkan kaki mengikuti pelatihan kepenulisan yang diadakan FLP Sumbar. Sekarang masuk sekmen ke-7 pelatihan. Walau semakin berakhir tapi semangat tambah berkobar untuk bisa menghasilkan karya-karya yang dapat menembus media cetak. Pemateri hari ini adalah ketua umum FLP Sumbar, Siska Oktavia. Beliau didampingi suaminya yang juga seorang penulis, Fatri Ariko.
Hadirnya seorang inspiratif di tengah-tengah sekmen merupakan vitamin bagi jiwa-jiwa kami. Diskusi dimulai dengan sesi keakraban, suasana yang santai dan nyaman menghanyutkan kami dengan pengalaman inspiratif beliau. Suasana semakin terasa ketika Kak Siska membongkar sesuatu yang selama ini menjadi kendala kami dalam menulis..

Aku, Rival dan Qori memiliki kendala yang sama yaitu merasa minder dengan karya sendiri dan mengangap belum sebanding dengan karya penulis professional. “Membandingkan karya sendiri dengan karya orang lain memang diperlukan, agar dapat mengetahui sejauh mana kualitas tulisan dan menjadi motivasi untuk karya berikutnya” kata kak siska. Namun, Neli menambahkan “Agar karya kita dihargai orang lain maka dari sekarang mulailah hargai karya sendiri.”

Indah memiliki kendalan yang unik, ia memiliki banyak ide untuk menulis bahkan sampai kebawa ke dalam mimpi, namun binggung ketika memulainya. “Ide yang baru didapat harus segera dituliskan karena kata-kata yang ada di pikiran saat ini tidak akan terulang dilain waktu maka sebelum lupa tuliskanlah” kata Kak Siska.
 
 Kak Riza dan Kak Dini memiliki hambatan yang sama yaitu waktu. Kesibukan pekerjaan yang luar biasa membuatnya sulit menyisihkan waktu khusus untuk menulis. Kak Riza yang saking semangatnya menulis mencoba mencuri-curi waktu disela padatnya pekerjaan kantor.

Diskusi semakin hangat ketika Kak Siska menantang kami untuk menbuat karya dalam waktu 10 menit dengan rmodal 3 kata yaitu jingga, kotak dan pesona. Merasa tertantang dengan tawaran tersebut kami langsung mengambil kertas dan mulai menulis. Dari 11 orang peserta sekmen hanya 1 orang yang belum bisa menyelesaikan tantangannya. Hal Ini membuktikan bahwa banyak dari peserta sekmen yang berhasil menciptakan karya walau dalam keadaan terdesak. Namun, tidak bisa dipungkiri karena memang tipe penulis itu berbeda-beda, ada yang bisa mengeluarkan ide dalam keadaan terdesak namun ada pula yang mentok apabila dipaksakan.

Sebuah puisi karya Neli dengan judul “Kotak-Kotak Itu” dan cerpen dari Riri yang berjudul “Pudarnya Pesona Perempuan Bergaun Jingga” menjawab tantangan tersebut. Cerpen yang diciptakan dalam waktu sepuluh menit teryata di sambut hangat oleh peserta lain dan Riri semakin tertantang utuk memperbaiki cerpennya malam itu juga.

Acara diskusi dengan kak Siska bertambah hangat ketika Neli bertanya mengenai bait-bait dalam puisi “kenapa semakin rancu kata-kata, makan semakin indahlah puisi tersebut.” Desi menambahkan “tidak semua puisi seperti itu, sebenarnya semua tergantung si pembaca ada kalanya puisi sederhana mampu menyihir si pembaca, karena yang menjadi juri saat puisi kita di terbitkan hanyalah si pembaca.”
***
Siang semakin merangas di kota padang, siang yang panas bertambah garang ketika semangat kami dibakar abis-abisan oleh Bang Alizar Tanjung. Beliau merasa belum puas dengan kami karena, belum ada satupun yang mengirimkan karya ke media. Padahal karya-karya kami sudah dibedah berkali-kali. Kami dibantai abis-abisan untuk menbangkitkan gelora jiwa kepenulisan agar tidak rentan oleh Teknologi dan Informasi. “Menjadi seorang penulis yang propesional harus siap dengan tantangan zaman. Mampu menguasai Teknologi dan Informasi karena itulah kunci utama dalam kepenulisan. Melalui media kita bisa update informasi kepenulisan baik lokal maupun nasional,” begitu kata Beliau.

Seperti Kak Siska Oktavia, Bang Alizar Tanjung juga memberikan tantangan kepada kami. Beliau menantang kami untuk menerbitkan sebuah buku Antologi yang berisi karya-karya para peserta sekmen. Kami sepakat untuk hal tersebut dan Out line akan dikirim secepatnya oleh Bang Alizar Tanjung.
 
Waktu zuhur telah masuk saatnya untuk istirahat dan akan dilanjutkan kembali dengan bedah karya. Karya yang kami bawa akan dibedah satu per satu dan akan dikritiki berupa pengunaan EYD, gaya bercerita, keunikan cerita dan lain-lain. Acara sekmen berlangsung dengan baik dan berakhir jam 4 sore dengan membawa pulang karya yang telah dicoret-coret dan malamnya langsung diperbaiki. Walaupun begitu, semangat tetap berkobar didada kami dan diskusi akan dilanjutkan kembali minggu depan.***
Salam Berkarya ^ - ^
Share this article :

0 komentar:

Pengunjung

Berlangganan Iklan

Buku Tamu


Get this widget!
facebook
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Sekmen - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template