Proses Kreatif Bersama Papa Rusli Marzuki Saria - Sekmen
Headlines News :
Sekolah menulis FLP Sumbar. Berkarya bersama cita-cita besar menjadi penulis besar. alizartanjung@gmail.com
Home » » Proses Kreatif Bersama Papa Rusli Marzuki Saria

Proses Kreatif Bersama Papa Rusli Marzuki Saria

Written By Alizar tanjung on Selasa, 25 Desember 2012 | 20.28


Oleh Alizar Tanjung
(Pertemuan V)

Para peserta Sekmen FLP Sumbar itu berkodak di depan kamera ponsel. Papa berdiri di paling tengah dengan topi hitam dan stelan baju dan celana hitamnya.

Begitulah suasana ending dari materi yang diberikan oleh Papa Rusli. Kami menamakannya bincang-bincang, berbagi cerita, tentang proses kreatif mengarang. Baik mengarang puisi, cerpen, novel.

"Pada awalnya dimulai dari kata," ujar Papa. Kita harus mengenali yang namanya kata. Sebab mengarang adalah merangkai kata-kata. Maka kenali kata, ujar papa kepada anggota Sekmen Minggu, (23/12).

Pertanyaan-pertanyaan bermunculan dari penulis. Diantara pertanyaan itu, bagaimana menulis puisi. Papa tidak langsung memberikan jawaban. Jawaban Papa melalui analogi.

Kalau memakai sebuah ponsel maka kita membutuhkan bateri. Supaya ponsel dapat hidup dengan baik makai harus di carger biar baterai memiliki daya untuk beraktifitas. Kalau baterai sudah penuh maka pakailah ponsel lagi. Kalau diisi juga dia ada kemunkinan akan suak.

Pengarang baterainya adalah otak. Dan otak itu harus diisi daya agar bisa jalan. Kalau daya sudah penuh dia akan meminta untuk dikeluarkan atau dipindahkan. "Pengarang harus banyak membaca," jawab Papa. Pengarang itu harus mengisi kepalanya dengan banyak bacaan, buku, koran, lingkungan di sekitarnya. Ditulis lingkungan sekitar.

Bagi penulis pemula sebagai proses mengasah diri sendiri, dapat menulis puisi sepuluh dalam satu hari. Setidak-tidaknya lima puisi. Pertanyaan menulis puisi ini dilontarkan oleh Hasneli. Para peserta yang hadir memang setiak kali pertemuan di wajibkan membawa karya. Tujuan dari membawa menurut panitia pelaksana adalah untuk melatih peserta sekolah menulis. Sehingga penulis membiasakan untuk terus berkarya. Ada atau tidak ada pendamping menulis tetap lanjut.

Diskusi Bersama Papa berlangsung sampai jam sebelas. Kemudian dilanjutkan dengan bedah karya dari masing-masing penulis. Baik puisi, cerpen, penggalan novel. Diantara novel yang sudah selesai itu dan dalam tahapan editan adalah novelnya Riza Alen, penulis yang berkegiatan di LSM.

Kegiatan Sekmen ini cukup mengundang selera diskusi anggota Sekmen. Diskusi yang ditargetkan selesai pukul 2 siang, ternyata baru bisa diakhiri pukul setengah empat. Kegiatan ditutup. Sekre kembali menanti dalam kesunyian untuk minggi berikutnya.** 

Share this article :

0 komentar:

Pengunjung

Berlangganan Iklan

Buku Tamu


Get this widget!
facebook
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Sekmen - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template